Bayi Nangis Terus Itu Sawan? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Menjadi orang tua baru sering kali menghadirkan tantangan yang tidak terduga. Salah satu masalah umum yang sering dialami orang tua bayi adalah tangisan yang terus-menerus. Mungkin Bunda bertanya-tanya, apakah bayi yang nangis terus-menerus itu mengalami gangguan serius seperti sawan? Atau, mungkinkah ada penyebab lain yang lebih sederhana namun tetap membutuhkan perhatian?
 

Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab nangis yang sering terjadi pada bayi, khususnya yang berhubungan dengan kembung. Kita juga akan membahas mitos tentang sawan pada bayi dan menjelaskan mengapa penjelasan ini kurang tepat. Dengan memahami penyebabnya, Bunda bisa lebih siap dalam merawat dan menenangkan bayi.

Penyebab Nangis pada Bayi: Tidak Selalu Karena Sawan

Bayi menangis sebagai bentuk komunikasi utama mereka. Namun, ada kalanya tangisan yang berlangsung terus-menerus bisa membuat Bunda merasa khawatir. Mungkin Bunda juga merasa cemas jika tangisan bayi terlalu lama atau terlalu keras, yang mengarah pada pertanyaan apakah ini tanda adanya sawan.

Namun, sawan pada bayi bukanlah penyebab utama tangisan berlebihan. Penjelasan mengenai sawan sebagai penyebab tangisan terus-menerus sering kali disalahpahami. Sawan pada bayi atau anak kecil memang bisa terjadi, tetapi kondisi ini jarang terjadi dan tidak berhubungan langsung dengan tangisan biasa.

Mitos Sawan pada Bayi
Ada anggapan yang salah di masyarakat bahwa bayi yang menangis terus-menerus mungkin sedang mengalami sawan. Padahal, sawan pada bayi biasanya disertai dengan gejala lain seperti kejang, gerakan tubuh yang tidak terkendali, atau perubahan kesadaran. Selain itu, kondisi medis ini jauh lebih jarang terjadi dibandingkan dengan penyebab tangisan lainnya, seperti kembung, rasa lapar, atau kelelahan.

Mitos bahwa tangisan berlebihan selalu berarti sawan dapat membuat Bunda merasa panik. Namun, penting untuk memahami bahwa kebanyakan tangisan bayi adalah hal yang normal dan bukan tanda dari gangguan medis serius.

Beberapa penyebab umum bayi nangis terus-menerus adalah sebagai berikut:

  • Kebutuhan Dasar yang Belum Terpenuhi
    Bayi sering menangis karena mereka belum merasa cukup kenyang, popoknya basah, atau merasa tidak nyaman karena suhu tubuh yang terlalu panas atau dingin. Dalam hal ini, bayi membutuhkan perhatian Bunda untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

  • Kolik atau Kembung
    Salah satu penyebab nangis pada bayi yang paling umum adalah kembung, yang bisa terjadi karena udara yang terperangkap di perut. Hal ini bisa menyebabkan rasa sakit yang sangat mengganggu bayi, sehingga mereka menangis terus-menerus.

  • Rasa Cemas atau Overstimulasi
    Bayi juga bisa merasa cemas jika berada di lingkungan yang terlalu bising atau terang. Terlalu banyak rangsangan atau perubahan dalam rutinitas sehari-hari dapat menyebabkan mereka merasa kewalahan.

  • Masalah Kesehatan
    Beberapa kondisi medis bisa menyebabkan bayi menangis lebih lama dari biasanya. Contohnya termasuk infeksi telinga, refluks asam, atau bahkan penyakit ringan lainnya yang mengganggu kenyamanan mereka.

Penyebab Nangis Karena Kembung pada Bayi

Salah satu penyebab nangis yang cukup sering terjadi pada bayi adalah kembung. Kembung pada bayi bisa menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang cukup parah, sehingga mereka cenderung menangis lebih lama dan lebih keras.

Apa itu Kembung pada Bayi?
Kembung pada bayi terjadi ketika gas atau udara terperangkap di dalam perut, yang menyebabkan perut bayi terasa penuh atau keras. Proses pencernaan bayi yang belum sepenuhnya matang sering kali menjadi penyebab utama kembung ini. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kembung pada bayi adalah:

  • Penyusuan yang Tidak Tepat
    Bayi yang menyusu dengan cara yang salah atau terlalu cepat bisa menelan udara. Udara yang terperangkap dalam perut ini menyebabkan perasaan kembung dan ketidaknyamanan.

  • Pola Makan yang Tidak Teratur
    Menyusui terlalu sering atau terlalu jarang juga bisa memengaruhi pencernaan bayi dan menyebabkan gas menumpuk di perut mereka.

  • Susu Formulasi
    Beberapa jenis susu formula mengandung bahan yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan bayi, yang dapat menyebabkan kembung atau gangguan pencernaan lainnya.

  • Kondisi Kesehatan Lainnya
    Kadang-kadang, kembung bisa menjadi gejala dari kondisi medis lain seperti intoleransi laktosa atau alergi terhadap makanan tertentu. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi mengalami gas berlebih dan perut terasa tidak nyaman.

Gejala Kembung pada Bayi
Bayi yang mengalami kembung sering kali menunjukkan tanda-tanda seperti menangis berlebihan, mengangkat kaki mereka ke perut, atau terlihat kesulitan untuk tidur. Perut bayi bisa terlihat lebih keras atau lebih buncit dari biasanya. Jika bayi Bunda tampak kesakitan atau tidak nyaman, kembung bisa jadi penyebabnya.

Cara Mengatasi Tangisan Bayi Karena Kembung

Jika tangisan bayi Bunda disebabkan oleh kembung, ada beberapa cara yang dapat Bunda coba untuk mengatasinya:

  1. Burp (Sendawakan) Bayi Setelah Menyusu
    Pastikan Bunda sendawakan bayi setiap selesai menyusu, baik itu ASI atau susu formula. Ini akan membantu melepaskan gas yang terperangkap di perut bayi dan mencegah kembung.

  2. Posisi Menyusu yang Tepat
    Pastikan bayi menyusu dalam posisi yang nyaman dan tidak terlalu banyak menelan udara. Memegang bayi pada posisi tegak atau sedikit miring bisa membantu mengurangi terjadinya kembung.

  3. Pijat Perut Bayi dengan Lembut
    Pijat perut bayi dengan gerakan memutar yang lembut untuk membantu meredakan gas yang terperangkap di perut. Lakukan pijatan ini setelah bayi menyusu atau saat bayi terlihat rewel karena kembung.

  4. Tunggu dan Beri Waktu
    Kembung seringkali hanya bersifat sementara, dan dengan sedikit waktu, bayi akan merasa lebih baik. Cobalah untuk tetap tenang dan memberikan kenyamanan tambahan, seperti menggendong atau membujuk bayi dengan suara yang menenangkan.

Apakah Tangisan Bayi Selalu Berhubungan dengan Kembung?

Meskipun kembung adalah penyebab umum tangisan pada bayi, tangisan juga bisa terjadi karena faktor lain. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk selalu mengamati perilaku bayi secara keseluruhan. Jika tangisan bayi berlangsung lama atau disertai dengan gejala lain seperti demam, ruam, atau muntah, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter anak.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Ada beberapa kondisi ketika tangisan bayi memerlukan perhatian medis segera, seperti:

  • Jika tangisan bayi disertai dengan gejala seperti kejang atau perubahan kesadaran yang jelas.

  • Jika bayi tampak sangat lemah atau kesulitan bernapas.

  • Jika bayi tidak dapat berhenti menangis meskipun sudah diberi makan, ganti popok, atau sudah diperiksa kesehatannya.

Jika Bunda ragu, selalu lebih baik untuk berkonsultasi dengan dokter anak. Mereka akan dapat memberikan diagnosis yang lebih tepat dan memberi Bunda arahan tentang langkah-langkah yang perlu diambil.